
Sembari mengucek mata dengan kedua tangan, perlahan ku buka mataku dengan malasnya. Langsung saja ku lihat jam dinding yang nemplok di dinding kamarku, aku sangat tak menyangka bisa bangun sepagi ini. Biasanya ketika aku di Bandung, paling pagi bangun jam 06.00 tapi di rumahku yang baru ini jam 05.00 aku sudah terbangun dan serasa tak ingin lagi bermalas-malasan. Langsung saja ku ambil handuk dan pergi ke kamar mandi, cuaca di Rangkasbitung sungguh panas dan gersang berbeda dengan cuaca di Bandung setiap pagi selalu saja dingin. Mandipun sangat malas, yang ada ku tarik kembali selimutku. Kepindahanku ke Rangkasbitung ini sepertinya akan mengubah gaya hidupku.
Baru kemarin aku pindah ke Rangkasbitung, aku pindah karena ayahku dipindah tugaskan ke kota yang gersang ini. Mau tak mau aku harus ikut dengan keluargaku tercinta ini, karena hanya merekalah yang aku punya di dunia ini. Aku harus merelakan semua kenangan terindah di kota kembang tersebut, dari mulai suasana, dan sahabat-sahabat terbaikku. Sesungguhnya aku sangat berat meninggalkan mereka semua, kisah tentang mereka sudah terpatri sangat jelas dihatiku. Akan tetapi kapanpun itu aku harus berpisah dengan teman-temanku tak ada yang dapat menahan kodrat dari Tuhan itu.